MAKNA SIMBOLIK KOSTUM KESENIAN JURIG SARENGSENG DI DESA BINANGUN KOTA BANJAR - (SKP.SENI 0015)

Fahmi Alif Firdaus, - (2020) MAKNA SIMBOLIK KOSTUM KESENIAN JURIG SARENGSENG DI DESA BINANGUN KOTA BANJAR - (SKP.SENI 0015). Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (411kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (550kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (489kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (468kB)

Abstract

Penelitian yang Berjudul Makna Simbolik Kostum Jurig Sarengseng di Desa Binangun Kota Banjar ini di latarbelakangi Kota Banjar memiliki berbagai kebudayaan yang hampir sama dengan kebudayaan jawa tengah karena berada di perbatasan wilayah. salah satu kesenian yang menarik untuk di teliti yaitu Kesenian Jurig Sarengseng di Desa Binangun Kota Banjar karena dilihat dari kostum seolah menyimpang dan berbeda dengan kesenian yang lainnya. Penelitian ini dibatasi pada bentuk penyajian dan makna simbolik pada Kostum Kesenian Jurig Sarengseng di Desa Binangun Kota Banjar. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan dapat rumuskan sebagai berikut: 1). Bagaimana kostum dari kesenian Jurig Sarengseng di Desa Binangun Kota Banjar ?, 2). Bagaimana makna simbolik yang terkandung dari kostum Kesenian Jurig Sarengseng di Desa Binangun Kota Banjar ?. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Kualitatif, Sebagai bentuk penelitian kualitatif, penelitian ini berusaha mengaplikasikan teori-teori yang ada guna menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi pada objek material penelitian. Metode deskriptif dalam arti data yang dikumpulkan diwujudkan dalam bentuk keterangan/gambaran tentang kejadian atau kegiatan yang menyeluruh, kontekstual, dan bermakna. Data diperoleh dari wawancara mendalam dengan pihak yang terkait. Berdasarkan hasil analisa data, pembahasan hasil penelitian, dan temuantemuan peneliti di lapangan tentang Makna Simbolik Kostum Kesenian Jurig Sarengseng disimpulkan Bahan yang digunakan pada kostum Jurig Sarengseng adalah ujung bambu, ijuk dan limbah kayu albasiah. Dari limbah kayu albasiah disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk sosok Jurig Sarengseng (Genderuwo) yang menyeramkan. Proses pembuatan kostum Jurig Sarengseng pertama-tama para pemuda karang taruna di desa Binangun mencari bahannya seperti bambu, ijuk dan limbah kayu albasiah kemudian semua bahannya dikeringkan, di cat dan dibentuk menyerupai sosok genderuwo menurut kreator Jurig Sarengseng juga selaku ketua Jurig Sarengseng yaitu Bapak Nono Tarsono bahwa untuk pembuatan 1 kostum memerlukan waktu 3 hari sehingga jika ada 10 kostum maka memerlukan waktu 1 bulan dan yang menjadi kendala bahwa kostum tersebut tidak bisa bertahan lama dikarenakan bahan-bahan alam. Makna Simbolik yang terkandung dari kostum Jurig Sarengseng di desa Binangun Kota banjar adalah Kostum ini terbuat dari bambu, bambu memiliki simbol persahabatan, dan bambu juga sering diartikan sebagai simbol sosok seorang ksatria, jagoan, pendekar bela diri yang dulu digunakan oleh bangsa Indonesia untuk mengusir penjajah. Bambu merupakan pohon yang berakar banyak dan serba guna digunakan oleh masyarakat khususnya di desa binangun yang rata rata rumah atapnya menggunakan bambu. Di desa Binangun sendiri masih banyak pohon bambu.

[error in script]
Item Type: Thesis (Skripsi)
Contributors:
ContributionContributorsNIDN
Thesis advisorAsep Wasta, -NIDN0011126804
Thesis advisorWan Ridwan Husen, -NIDN0426058603
Uncontrolled Keywords: Kesenian, Makna Simbolik, Jurig Sarengseng.
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > S1 Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik
Depositing User: Tsani Karimah
Date Deposited: 23 Aug 2021 03:41
Last Modified: 14 Jul 2023 02:14
URI: http://repository.umtas.ac.id/id/eprint/397

Actions (login required)

View Item View Item